14 Komentar

Sekelumit tentang Sukamulya Kota Bogor

Kota Bogor pada jaman dahulu memang tidak pernah membosankan, akan selalu ada waktu-waktu untuk mengenang kembali masa-masa nostalgia, masih terasa  Bogor yang Indah, Bersih, Dingin, Nyaman dan Aman. Disalah satu sudutnya yaitu Sukamulya di Daerah Sukasari BOGOR.

Jalan masuk Sukamulya Kota Bogor

Jalan masuk Sukamulya Kota Bogor masa kini.

Mulya Soepardi   menuturkan : “Rumah masa kecil saya alamatnya di Jl Sukamulya II no 16 – Sukasari Kota Bogor. Keluarga saya pindah ke Sukamulya sekitar tahun 1951 yang waktu itu namanya Babakan Bombay. Tidak jauh dari rumah ada sungai Ciliwung yang jaraknya sekitar 300 meter dari rumah. Sungai tersebut menjadi tempat bermain masa kecil – waktu itu air sungai bagus dan relative bersih. Kawasan Sukamulya sebelum tahun 1970 belum ada instalasi air PAM – jadi warga untuk keperluan air menggunakan “sumur” atau ke kali Ciliwung. Sumur dirumah saya dalamnya 20 meter cukup dalam – saya harus nimba air tiap hari untuk keperluan keluarga – tidak ada pompa listrik seperti sekarang. Karena Saya memang anak laki2 paling besar. Banyak sekali yang menggunakan keberadaan sungai Ciliwung – dari mulai kegiatan cuci pakaian, mandi, bermain air, belajar berenang, mancing ikan – nguseup (paling dapat beunteur atau lele kecil tapi seneng aja) dan lain lain.

Ciliwung Bogor

Sungai Ciliwung sekarang, view seberang Sukamulya

Di Sukamulya jaman dulu banyak lahan kosong dan lahan kuburan (Chinesse). Lahan kosong yang merupakan tegalan bisa dipakai main bola, main kasti , main volley atau olah raga lainnya. Dimana kegiatan2 tersebut dapat membuat silaturahmi diantara kawan sepermainan menjadi dekat sekali – sampai saya keluar Sukamulya karena harus kuliah ke Bandung.Di lahan kosong juga kami bisa buat kemah sederhana yang dibuat sendiri dari bambu dan ditutupi alang2 terus makan sama2 – bacakan. Macam2 kegiatan anak2 untuk bermain. Sukamulya betul membuat anak2 warganya nyaman dan penuh dengan permainan yang indah dan berkesan.

Segala permainan yang sekarang kelihatannya sudah tidak dimainkan lagi oleh anak2 kecil seperti galah asin, gatrik, gampar, kelereng, layangan, sondakh, “ucing sumput”, badminton, tenis meja – waaah macam2 permainan bisa dilaksanakan dengan adanya lahan yang cukup memadai. Saya sangat menikmati masa kecil saya waktu itu. Jarang sekali kami “clash” antar sesama teman karena sering bermain dengan guyub.

Waktu itu tidak merasa cape dan bosan untuk bermain – walaupun sekolah saya jauh. Saya kelas 5 SD join di SD Hutabarat dan melanjutkan ke SMPN 4 BOGOR, Jalan Kartini 16 BOGOR  tidak jauh dari SD Hutabarat. Tapi jaman itu sangat jauh dari rumah tempat tinggal di Sukamulya. Dengan mengayuh sepeda Sukasari – Jl Kartini  bolak balik menjadikan badan serasa sehat sampai sekarang.

Ketika bersekolah selalu melewati tempat ini (Tanjakan Empang)

Ketika bersekolah selalu melewati tempat ini (Tanjakan Empang)

Ada juga sisi lain yang bisa saya ceritakan. Waktu kecil saya dibelikan kambing oleh Kakek saya dan automatis kambing itu menjadi tanggung jawab saya atas kehidupan kambing tersebut. Jadi saya harus ngangon kambing ke lahan kosong sambil main2 supaya kambingnya tidak stress kalau dikandang terus, atau motong rumput buat makanan kambing malamnya, bersihkan kandangnya. Kotorannya dijadikan pupuk tanaman. Hal yang kurang lazim dilakukan teman2 sepermainan pada saat itu di Sukamulya – tanpa malu2 harus dilakukan dengan tanggung jawab soalnya taruhannya nyawa kambing. Alhamdullilah hal itu menjadi latihan mental dan melatih tanggung jawab di usia dini. Demikian juga dengan ternak ayam saya ikut ngurusin kandang ayam yang jumlahnya ratusan ekor. Semuanya saya jalani dengan baik sebagai latihan kerja keras dan pembentukan karakter untuk menjadi orang yang punya tanggung jawab”.

Istri tercinta.............

Istri tercinta………….

.

Beserta Cucu-cucu

Bersama Cucu-cucu

.

.

.

-Hobby-

-Hobby-

.

.

.

.

.

.

.

@Mulya Soepardi  disatu kesempatan pernah bercerita  kepada Sdri.  Retno Winarni  – Dulu Sukamulya itu namanya  ‘Babakan Bombay’ – konon disitu ada tempat pembakaran mayat orang India (Bombay) yang beragama Hindu.
Setelah Ayah saya  (Soepardi  Raksadipradja ) pindah kesitu – (Babakan Bombay) – almarhum Ayah mengusulkan namanya dirubah jadi Sukamulya. Ayah saya yang usul nama Sukamulya – Saya yakin nama Sukamulya itu diusulkan karena anak2 Ayah saya memakai nama Mulya semua – dan Almarhum mengurusnya ke Kelurahan dan Kotamadya Bogor – kebetulan Ayah  juga bekerja di  Kotamadya Bogor. Maka jadilah namanya Sukamulya menggantikan Babakan Bombay sejak sekitar tahun 1952 atau 1953. Memang cerita ini banyak orang yang tidak tahu. Itu yang diceritakan oleh Almarhum Ayah saya. Komentar dari Herman Oking (@71) => kalo begitu nama ‘Suka’nya dari Sukasari, karena di Daerah  Sukasari  BOGOR (klop deh).

Nara-sumber :  Mulya Soepardi (ALUSPAT 64) & Retno Winarni (ALUSPAT 71)

DiPOSkan oleh : Aluspat Senior

Keterangan : Nama putra dan putri dari Soepardi Raksadipradja

1) Mulyaningsih (P)

2) Mulyati SH (P)

3) Ir Mulya Soepardi (L)

4) Ir Mulyaningrum (P)

5) Prof Eddi Mulyadi Soepardi SEAk. (L)

6) Ir. Mulyawan Soepardi MSc (L)]

7) Drs. Mulyaman Soepardi (L)

8) Mulyama Soepardi SH SKn (L)

Husniyatin Hassan  (ALUSPAT’71)  menambahkan :  “ Jadi inget dulu … Keluarga besar saya (kel. KH. Kosasih) dulu tinggal di Jl. Sukamulya 1 (?). Pergaulan kami umumnya hanya di sepanjang jalan perumahan yg membentang dari rumah bpk Hasim (Polisi) hingga ke rumah bpk Herman (CPM). Di kiri dan kanan “sepanjang jalan kenangan” ini banyak rumah2. Mayoritas penghuninya etnis Cina. Kel. besar saya tinggal di dekat rmh bpk Herman, bertetangga baik dgn kel. bpk. Soepardi  Raksadipradja (ayahnya kang Mulya Soepardi). Dari kecil saya sdh berteman dgn anggota kel. ini yg sebaya. Saya sebaya dgn adik kang Mulya yg bernama Wawang. Adik saya, Uung berteman dgn Eman dan Bambang (anaknya bpk Rahim, CPM). Mereka seperti 3 serangkai. Kami juga akrab dgn keluarga2 lainnya. Kami hidup rukun dan harmonis walau dgn etnis dan agama yg berbeda2. Sungguh, contoh pembauran yg berhasil ..………”.

Ralat dari Mulya Soepardi : ” koreksi sedikit bukan Bpk Hasim tapi Bpk Nasim (polisi). Istrinya bapak Nasim adalah “ua” (“bude”) nya pak Herman Oking,
saya juga berteman dengan pamannya pak Husniyatin – anaknya pak Haji Kosasih – sudah lama engga ketemu Pak Aboed. Sering sholat dan tarawehan di mesjid nya pak Kosasih kalau bulan puasa. Waaah nyambung lagi nostalgia masa kecil”.

Mengenang awal pertemanan Mulya Soepardi (@64) dengan rekan-2 dari ALUSPAT 1971: “Mulya Soepardi @ Poenk Kuntardi : pertama kali Saya ketemu pak Atin (Husniyatin Hassan) di rumah Pak Johnny Suyudi di jl Dr Semeru 61 Bogor. Waktu ada pertemuan re_union Aluspat 71 – kebetulan saya diundang – karena nyambung cerita di Facebook (FB) sama pak Johnny Sujudi – dan saya berkenan datang walaupun saya tidak ada yang kenal secara phisyc – karena memang perbedaannya 7 tahun.
Pada saat itu kami sudah panca kaki sebagai sesama penghuni Sukamulya saat kecil. Setelah beliau cerita memang nyambung dengan dengan keberadaan pertemanan “adik saya” serta teman seangkatannya di Sukamulya. Saya kenal semua teman2 masa kecil Pak Atin yang disebutkan diatas – tentunya memang “junior saya”.
Demikian juga dengan pak Herman Oking yang baru ketemu di waktu yang sama – yang bercerita tentang “Bu Le”nya = Ibu Nasim yang tinggal di Sukamulya. Walhasil tidak terduga pertemuan itu banyak nyambung.
Yang lebih menggembirakan teman2 lain sesama Aluspat 71 telah menerima saya dengan baik – saya didaulat untuk bercerita pengalaman saya sejak masa kecil sampai masa tua, cerita pengalaman, cerita anak, cerita kehidupan dan lain2 …… Alhamdullilah pertemuan itu menjadi awal pertemanan saya dengan Aluspat 71 atau Aluspater yang lain”, demikian dituturkannya di Facebook.

Komentar yang menarik :   => dari  (Elly S. Oesman)    Assalamualaikum ww,
Senang sekali membaca tulisan kang Mulya ini, saya teman sekolah dari semasa TK ibu Gadjah dari Mulyaman, juga keluarga saya dulu tinggal di Sukamulya bawah no 33,
Nama Ayah saya bpk Moch. Enoch Oesman, paman saya adalah bapak RK di Sukamulya dulu namanya Bpk Suminta Wijaya, kakak saya Deddy Hidayat, Emma Setyawati, teman dari teh Ningrum kalau gak salah.
Saya sekolah bareng terus dengan Mulyaman sampai kami sama2 lulus di SMPN 1 Bogor thn 1974, saya terus ke SMAN 1 Bogor dan Eman/Maman ke SMAN 2 Bogor, sekarang Eman tinggal dimana?    Salam hangat tetangga SUkamulya.  Wassalam,

14 comments on “Sekelumit tentang Sukamulya Kota Bogor

  1. Seingat saya dulu Sukamulya itu masuk dalam kelurahan / desa Babakan Pasar. Sekarang saya tidak tahu apakah tatanan wilayahnya masih seperti dulu atau berubah.

  2. Assalamualaikum ww,
    Senang sekali membaca tulisan kang Mulya ini, saya teman sekolah dari semasa TK ibu Gadjah dari Mulyaman, juga keluarga saya dulu tinggal di Sukamulya bawah no 33,
    Nama Ayah saya bpk Moch. Enoch Oesman, paman saya adalah bapak RK di Sukamulya dulu namanya Bpk Suminta Wijaya, kakak saya Deddy Hidayat, Emma Setyawati, teman dari teh Ningrum kalau gak salah.
    Saya sekolah bareng terus dengan Mulyaman sampai kami sama2 lulus di SMPN 1 Bogor thn 1974, saya terus ke SMAN 1 Bogor dan Eman/Maman ke SMAN 2 Bogor, sekarang Eman tinggal dimana?
    Salam hangat tetangga SUkamulya.

    Wassalam,

    Elly S. Oesman

  3. I love Bogor. I come from air mancur bogor tengah. But im living in australia. Anyway bogor still in my heart. Preace for bogor..

  4. sae upami tiasa dikempelkeun riwayat riwayat sesama teman seperti ini..

  5. Dua tahun yang lalu berkenaan dengan halal bilhalal 2011 kami anak2 Pak Soepardi mengadakan silaturahmi bersama-sama teman semasa kecil dari Sukamulya. Pertemuan kami adakan di Bukit Gumati – Batutulis. Tiap saudara harus mengundang teman2 masa kecil sepermainannya di Sukamulya. Alhamdulillah waktu itu yang berkenan hadir tidak kurang dari 60 orang. Ini terdiri dari berbagai angkatan – karena yang ngundang dari kaka saya yang paling tua sampai adik saya yang paling kecil. Perbedaan umur bisa mencapai 15 tahun atau lebih.

    Senang juga bisa kumpul teman2 semasa kecil. Kami anak2 Pak Separdi berkesempatan dapat memperkenalkan diri bersama suami / istri serta anak2 dan cucu2nya. Demikian juga teman2 yang hadir didaulat untuk memperkenalkan diri serta bercerita tentang masa kecilnya di Sukamulya. Cerita masa kecil itu selalu seru dan lucu. Tidak kurang ada cerita teman yang “confess” mengenai kenakalannya masa itu. Ada yang cerita nyuri mangga, jambu bool, rambutan, alpukat dan lain2. Waaaaaah seru deeeeh tidak ketinggalan cerita mandi bareng ke sungai Ciliwung juga.

    Beberapa teman ada yang sudah mendahului, karena berbagai sebab ada yang tabrakan ada juga yang sakit. Turut prihatin – rasa bersyukur saya bisa mencapai usia yang lebih panjang dari mereka yang sudah mendahului.

    Diluar itu semua teman yang hadir merasa seneng bisa ketemu sesama teman semasa kecilnya yang 40 sampai 50 tahun tidak bertemu.

  6. Pada tahun 2011 berkenaan dengan “halal bilhalal” kami anak Bapak Soepardi Raksadipradja – kakak beradik – berkenan mengundang teman2 sepermainan waktu kecil di Sukamulya. Acara diadakan di Bukit Gumati – Batutulis Bogor. Alhamdulillah banyak juga yang berkenan datang. Tidak kurang dari 80 orang teman2 kecil sepermainan berdatangan untuk bersilahturahmi. Kami kakak beradik yang yang 8 orang berkenan mengundang sesama teman sepermainannya diwaktu kecil.

    Dalam kesempatan itu kami semua kaka beradik berkesempatan untuk memperkenalkan diri (lagi) berserta anak dan cucu2 masing2. Begitu juga teman2 yang datang didaulat untuk memperkenalkan diri serta cerita waktu kecil. Seperti biasanya cerita anak2 itu selalu menyenangkan – bagaimana baiknya, nakalnya dan sebagainya jadi satu. Tidak ketinggalan ada diantara teman2 juga memeberikan pengakuan yang suka “nyuri” buah2an dirumah tetangga seperti jambu, mangga, alpukat, rambutan, dan juga tidak ketinggalan ………. ayam. Kalau dipikir-pikir begitu nakalnya kami di kampung waktu kecil. Banyak juga cerita bagaimana cara teman2 bermain, mandi ke Sungai Ciliwung, atau main ke sawah di seberang sungai Ciliwung, atau sekedar mancing ikan di sungai Ciliwung. Cerita yang campur aduk yang kadang2 ngundang tawa teman yang lain.

    Ada juga beberapa teman yang sudah mendahului. Berambah lah syukur kami yang masih diberi kesempatan menikmati kehidupan di dunia ini.

    Banyak juga yang sudah komit mau datang tapi pada waktunya tidak bisa hadir. Ada pula teman2 yang memang tidak bisa dihubungi karena sudah tidak tinggal di Sukamulya lagi. Yang keluarga besarnya masih ada kami menyampaikan undangan 2 minggu sebelumnya agar yang tinggal diluar Sukamulya / Bogor bisa dihubungi agar bisa datang.

    Kelihatannya semua teman2 yang hadir bisa menikmati pertemuan – cerita “child hood” memang selalu panjang dan mengesankan.

  7. ketika kongkow-kongkow dgn sesama Aluspat’71 (Noviar- Sukamulya ujung)….ceritalah….ttg asal-usul Sukamulya…pertama namanya Babakan Bombay, kemudian ganti nama “SUKASIRNA”, di tempat tersebut mengalir kali Ciliwung, banyak penduduk pendatang (bukan penduduk SUKASIRNA) mandi di Kali Ciliwung tersebut dan nakalnya kali Ciliwung klo mau banjir ggak pernah bilang2 akibatnya banyak penduduk pendatang yg mandi, hilang tersapu air Ciliwung yg meluap. Menurut cerita Noviar lagi…krn hal tersebut “Sukasirna(=suka hilang) diganti menjadi Sukamuya
    Info tambahan kakeknya Noviar berdomisili di Sukamulya sejak tahun 1920 an

  8. assalamualaikum pak mulya supardi, salam kenal, klo liat foto foto dibogor khusus nya sukasari sukamulya ..senang sy teringat masa lalu. pak mulya sy alumni sd hutabarat thn 75, smpn4 bogor 1978,sman2 bogor 81. sy berdomisili sejak 1988 di aceh utara sampai sekarang.dulu di bogor sy tinggal di jl.tentara pelajar.klo di WA ada kumpulan alumni smp4 namanya “esempe empat” pak.atau pun di fb.

    wassalam

    teddy bsyah

  9. maaf, sy baru balas pak. sy di krueng geukueh , di pupuk iskandar muda

Tinggalkan Balasan ke Blues asikin Batalkan balasan